Jakarta, CNN Indonesia --
Topik mengenai asupan air putih untuk bayi tengah jadi perbincangan di media sosial. Nyatanya, masih banyak orang yang belum tahu bahwa bayi tidak boleh diberi minum air putih.
Pertanyaannya, apa alasan bayi tak boleh minum air putih?
Bayi memang tidak boleh sembarangan mengonsumsi makanan hingga minuman, termasuk air putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada orang dewasa, minum air putih merupakan salah satu cara terbaik dan termudah untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. Tubuh manusia sendiri juga terdiri dari 60 persen air.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk bayi. Bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan tidak boleh minum air putih. Membiarkan bayi minum air putih bisa menimbulkan risiko besar.
Dokter spesialis anak Joanna Buckingham MD mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menjaga hidrasi pada bayi adalah dengan asupan air susu ibu (ASI).
Alasan bayi tidak boleh minum air putih
Jangan pernah pertimbangkan bayi untuk meminum segelas air putih saat merengek dan tampak haus.
ASI atau susu formula sudah mengandung banyak air untuk menjaga kesehatan bayi. ASI mengandung sekitar 87 persen air dan susu formula mengandung sekitar 85 persen air.
Anda juga tidak disarankan untuk memasukkan air berlebih pada susu formula.
Larangan ini muncul lantaran sebagian besar tubuh bayi belum siap untuk menerima tambahan air. Berikut alasan bayi tidak boleh minum air putih, mengutip laman Cleveland Clinic.
1. Air membuat perut bayi penuh
Ilustrasi. Perut bayi bisa penuh, salah satu alasan bayi tidak boleh minum air putih. (iStock/damircudic)
Air pada orang dewasa bisa memberikan hidrasi yang dibutuhkan tanpa kalori tambahan. Berbeda dengan orang dewasa, bayi membutuhkan kalori.
Saat diberikan pada bayi, air akan menempati ruang yang berharga di perut mungil mereka. Sebagai perbandingan, perut bayi berusia 1 bulan berukuran sebesar telur. Hal ini membuat lambungnya menjadi cepat terisi.
Memberi asupan air berarti memberikan lebih sedikit ruang untuk ASI atau susu formula yang mengandung vitamin, mineral, dan protein yang dibutuhkan bati untuk tumbuh kembangnya.
2. Risiko keracunan air
Asupan air putih dapat mengganggu keseimbangan natrium dalam tubuh bayi. Hal ini bisa jadi berbahaya.
Ketika masuk dalam tubuh bayi, air dapat mengencerkan natrium dalam aliran darah. Hal ini menyebabkan keracunan air.
Fungsi ginjal pada dasarnya membantu membuang kelebihan cairan dengan menyaring untuk kemudian dialirkan ke kandung kemih. Ginjal orang dewasa sehat biasanya berukuran buah alpukat sedang, sehingga mampu bekerja dengan baik membuang kelebihan cairan yang dikonsumsi.
Sementara ginjal bayi yang baru lahir hanya berukuran buah anggur. Punya asupan air bisa membuat ginjal bayi kewalahan.
Jika natrium bayi terlalu rendah karena air, hal itu dapat menimbulkan gejala serius, seperti kejang, koma, dan kerusakan otak permanen.
Kapan bayi boleh diberikan air putih?
Ilustrasi. Bayi boleh diperkenalkan dengan air putih sedikit demi sedikit sejak usia 6 bulan ke atas. (iStockphoto/miodrag ignjatovic)
Mengutip WebMD, saat bayi sudah berusia 6 bulan ke atas, biasanya pelayanan kesehatan mulai menyarankan orang tua untuk memberikan asupan air putih sedikit demi sedikit. Namun, ASI dan susu formula tetap harus jadi yang utama.
Prioritaskan ASI atau susu formula ketika bayi berusia 6 hingga 12 bulan. Batasi asupan air putih hanya pada 100-200 mililiter (ml) per hari. Lebih dari itu bisa memicu keracunan air.
Demikian penjelasan mengenai alasan bayi tidak boleh minum air putih. Semoga bermanfaat.
(asr/asr)